Senin, 10 Desember 2012

12.12.12 & Klenik Politik Indonesia

Keberuntungan adalah perpaduan antara naluri untuk
melihat setiap kesempatan dan kemampuan meraihnya
--Zig Ziglar, Pembicara Motivasi (1926-2012)


ZAMAN sudah modern. Teknologi juga canggih. Bahkan gaya hidup pun serba mewah. Tapi, anehnya, orang-orang masa kini masih saja percaya pada hal-hal yang berbau klenik. Buktinya: banyak orang menganggap angka triple 12 (12.12.12) adalah angka cantik, mistik, dan punya nilai ''keramat.'' Makanya banyak pasangan muda-mudi yang memilih angka tersebut untuk menikah. Kaum ibu yang sedang hamil tua pun tak mau ketinggalan; mereka memaksa diri melakukan operasi caesar demi kelahiran sang bayi, meski usia kandungan mungkin masih beberapa hari lagi.

Benarkah 12 Desember 2012 besok adalah hari istimewa dan membawa hoki? Wallahualam. Yang pasti, menyukai tanggal-bulan-tahun berangka kembar tiga bukanlah hal baru. Sudah lama menjadi fenomena masyarakat dunia. Sebelumnya, orang-orang juga berebut nikah dan melahirkan di angka: 10.11.12 (10 November 2012), 11.11.11 (11 November 2011),  9.10.11 (9 Oktober 2011), 10.10.10 (10 Oktober 2010), 9.9.9 (9 September 2009), dan seterusnya. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara maju di benua Eropa, Amerika dan Timur Tengah.

Jika dicermati, angka-angka tersebut memang unik. Orang sering menyebutnya angka cantik. Ada yang berurutan seperti 9.10.11 atau kembar tiga seperti 10.10.10. Terjadinya pun jarang, bisa sekali saja dalam setahun. Makanya banyak orang memanfaatkan kesempatan yang langka itu. Kalau saja Annemarie Schimmel masih hidup, mungkin dia akan tertarik dan mengkajinya. Schimel adalah seorang pakar kajian agama dan peradaban dunia kelahiran Jerman (1922-2003). Dia menulis banyak buku, salah satunya The Mysteri of Numbers (Misteri Angka-angka) yang membedah perihal angka dalam berbagai peradaban kuno serta tradisi agama Islam, Yahudi dan Kristen. 

Apakah angka-angka unik tersebut membawa hoki? Soal ini kiranya perlu penelitian dan pengkajian mendalam. Belum ada bukti misalnya mereka yang menikah di tanggal-bulan-tahun tersebut lantas rumahtangganya langgeng sampai mati, hidupnya jadi kaya raya atau sebaliknya melarat. Juga belum ada fakta bahwa mereka yang melahirkan di angka tersebut anaknya pintar, cerdas, dan kelak jadi orang terkenal. 

Patut diduga bahwa ini hanyalah sensasi belaka yang mengait pada life style alias gaya hidup orang-orang di masa kini. Oleh kaum pebisnis, fenomena ini dimanfaatkan dan sengaja digembar-gemborkan. Kaum muda berlomba-lomba menikah di angka tersebut, para ibu pun berebut melahirkan bayinya. Kebanyakan dari mereka adalah kaum berduit alias orang-orang kaya. Maka yang panen adalah para pengusaha atau event organizer (EO) pesta pernikahan, para penghulu, dan rumah-rumah sakit khususnya dokter spesialis bedah caesar. Apakah sang pengantin dan para ibu bakal mendapatkan keberuntungan, kita tidak tahu.... Mungkin mereka merasa senang dan bangga bisa menikmati sensasi itu, walau harus membayar sangat mahal. Bukankah memang ada kelompok orang yang hidupnya demikian?

Fenomena tersebut sebetulnya tidak jauh beda dengan dunia politik kita. Banyak politisi yang percaya pada angka-angka tertentu dan mengaitkannya dengan hajatan atau kegiatan politiknya. Mereka yakin itu akan membawa hoki atau keberuntungan. Presiden SBY, misalnya, konon amat percaya pada angka-angka keramat. Angka keramatnya adalah 9. Angka 9 sesuai dengan tanggal kelahirannya yakni 9 September 1949. Waktu Pilpres 2004 digelar tanggal 9, sehingga SBY menang. Angka 9 pula yang membuat SBY kembali berkuasa yakni tahun 2009. Banyak kalangan menilainya itu sebagai klenik politik. Padahal mungkin sekali angka 9 itu cuma kebetulan saja, dan kemenangan SBY lebih dikarenakan strategi politik.

Bung Karno pun percaya kalau angka-angka tertentu punya nilai keramat. Beliau memproklamasikan Indonesia pada tanggal 17 tahun 1945. Nah, angka 17 dan 45 itu dipakai sebagai jumlah fondasi, tiang-tiang serta panjang-lebar atau luas bangunan Monuman Nasional (Monas). Tugu ini selain sebagai lambang kota Jakarta, juga jadi simbol kemerdekaan bangsa Indonesia. Mungkin Bung Karno yakin angka-angka tersebut punya nilai keramat hingga Monas pun menjadi bangunan paling strategis dan penting sampai saat ini.

Apakah Anda percaya atau tidak percaya angka-angka unik tersebut membawa hoki? Terserah. Yang penting, kesukaan atau kekaguman kita terhadap tanggal, bulan dan tahun tersebut, jangan sampai mengalahkan keyakinan kita kepada kekuasaan yang menciptakan dan memberikannya. Yakni: Allah, Tuhan Robbul Izzati.

Pos Pengumben, 11 Desember 2012
ZHM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar