Jumat, 21 Desember 2012

Antara Garut, Cikeas, Ciganjur...

Guru   :  Apa yang terkenal dari Garut?
Murid  :  Dodolnya
Guru   :  Itu dulu. Kalau sekarang?
Murid  :  Bupatinya...
Guru   :  ?1?!

YA, sejarah Kabupaten Garut memang tengah ''berubah.'' Selama ini kita hanya mengenal lewat kulinernya. Salah satu yang paling khas adalah dodolnya. Siapa yang ke daerah Jawa Barat khususnya Garut, pulangnya pasti membawa oleh-oleh berupa dodol. Ukurannya kecil dan dikemas sebesar permen. Isinya sekeping dodol rasa manis yang dibungkus kertas. Orang lebih sering menyebutnya Dodol Garut. Bahkan dodol ini sudah lama dipasarkan ke mana-mana, sehingga memasyarakat dan mudah didapat.

Jika hampir sebulan ini Garut menjadi trending topic dan masuk berita nasional paling heboh, tentu saja karena skandal nikah sirri kilat Bupatinya: Aceng Fikri. Masyarakat seolah lupa pada dodol Garut yang khas dan populer itu. Yang mereka ingat hanyalah Aceng, Aceng, dan Aceng. Apalagi skandal ini berakhir pada pemecatan sang bupati, sebagaimana hasil Rapat Paripurna DPRD Garut. Jumat (22/12/2012). Enam dari delapan fraksi mengusulkan Aceng dilengserkan, karena terbukti melanggar aturan dan etika jabatan.

Hingga tulisan ini ditayangkan, nasib Aceng memang belum seratus persen final. Ia belum resmi dipecat. Atasannya, Gubernur Jabar, malah melempar kasus ini ke Mahkamah Agung. Aceng yang masa jabatannya akan berakhir tahun depan (2013) itu sudah pasrah. Besar kemungkinan ia bakal segera lengser.

Sekiranya tak ada kasus Aceng, mungkin Garut tidak setenar sekarang. Beritanya pun berskala lokal. Publik -- khususnya di Jawa Barat -- barangkali lebih fokus bicara seputar calon-calon Cagub/Cawagub yang kebetulan sudah resmi mendaftar di Pilkada Jabar. Bahkan mereka sudah mengantongi nomor urut sebagai kontestan resmi yang akan bertarung pada puncaknya Februari 2013. Artinya, kasus Aceng telah membuat Garut jadi lebih terkenal. Jika disikapi secara positif, maka ini bisa jadi aset penting misalnya untuk pengembangan pariwisata Garut. Atau, kelak menaikkan status Garut dari kabupaten menjadi kota di Jawa Barat.

Selain Garut, ada sejumlah tempat di Indonesia yang semula asing, tiba-tiba mendadak jadi terkenal. Cikeas misalnya. Ini hanyalah sebuah desa di Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Tapi Cikeas kini sudah amat kesohor dan menjadi semacam ikon politik Indonesia. Kenapa? Tentu saja karena di daerah ini keluarga besar Presiden SBY tinggal. Di kompleks perumahan Puri Cikeas, di situlah kediaman orang nomor satu Indonesia itu. SBY dan keluarga tidak mau tinggal di Istana Negara.

Di Cikeas pula sering dilakukan rekrutmen anggota kabinet serta pertemuan pimpinan dan kader Partai Demokrat. Masyarakat luas bisa mengetahui dan mengenal Cikeas lantaran kerap masuk tayangan televisi dan diberitakan di koran-koran. Karena jadi pusat pemberitaan, maka Cikeas ngetop layaknya kawasan Cendana (Jakarta Pusat) -- tempat kediaman keluarga Presiden Soeharto dulu.

Demikian juga Ciganjur. Ini hanyalah sebuah pemukiman penduduk atau kampung di Jakarta Selatan. Tapi hampir semua orang Indonesia mungkin mengenal Ciganjur. Ya, karena di sini keluarga Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tinggal. Gus Dur juga tidak mau tinggal di Istana Negara. Sepeninggal beliau, istri dan anak-anaknya pun hingga kini masih menetap di rumah di kawasan Ciganjur itu. Rumah Gus Dur juga pernah menjadi tempat pertemuan para tokoh reformasi di tahuan 1998, yang melahirkan ''Deklarasi Ciganjur.'' Itu pula yang membuat Ciganjur masuk kosakata politik Indonesia.

Sebuah tempat, yang paling asing dan terisolir sekalipun, bisa menjadi amat terkenal jika tiba-tiba ada peristiwa besar atau penting yang menandainya. Atau ada orang terkenal yang bermukim di daerah itu. Contoh lain. Nama Rengasdengklok mungkin tidak akan pernah terkenal dan masuk dalam cerita sejarah Indonesia kalau saja tidak ada aksi ''penculikan'' terhadap Bung Karno dan Bung Hatta, hingga berujung pada tercetusnya Proklamasi RI pada 17 Agustus 1945. Padahal Rengasdengklok hanyalah wilayah kecamatan di Karawang, Jawa Barat, namun jadi ngetop dan tak terpisahkan dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa dan tokoh memang punya andil besar bagi pengenalan serta popularitas suatu tempat. Sebagaimana pula nama pantai Anyer menjadi sangat dikenal oleh orang-orang Malaysia, karena penyanyi Sheilla Madjid melantunkan lagu ''Antara Anyer dan Jakarta'': antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta....

Pos Pengumben, 22 Desember 2012
ZHM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar