Selasa, 18 Desember 2012

Film "Habibie & Ainun" Minus Politik

Tak ada cinta yang harus disembunyikan. Jika kamu harus melakukan
itu hanya untuk bahagia, cintamu tak pantas dipertahankan
--Anonim

BETAPA indahnya republik ini jika para mantan presiden masih bisa mengabdi dan berbagi. Tak ada angkara murka, tak ada balas dendam, walau mereka pernah dilengserkan. Setidaknya begitulah yang diperlihatkan oleh seorang Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Mantan presiden kita yang satu ini tetap bergiat diri kendati sudah berada di luar istana. Rakyat pun masih hormat padanya serta mengapresiasi kiprahnya.

Habibie masih berada di tengah-tengah kita. Bahkan baru saja filmnya dirilis dan kini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Habibie main film? Tidak. Film berjudul Habibie & Ainun adalah film biografi tentang kisah cinta Habibie dan istri tercintanya, Hasri Ainun, yang telah tiada. Sebuah persembahan istimewa dari sutradara Hanung Bramantyo bagi sang mantan presiden itu. Lebih istimewa lagi, saat penayangan perdananya, dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, dan sejumlah menteri. Tentu saja Habibie hadir, selain mantan Wapres Try Soetrisno.

Film Habibie & Ainun dibuat berdasarkan buku berjudul sama yang diterbitkan pada 2010, yang kurang lebih berisi perjalanan cinta pertama dan terakhir Presiden ketiga RI dan almarhumah istrinya. Kisah cinta pasangan itu berawal dari pertemuan kembali teman masa SMA, Rudy Habibie (BJ Habibie) dengan Hasri Ainun di kediaman ayah Ainun di Bandung pada 1962, sepulangnya Habibie menyelesaikan pendidikannya di Jerman.

Selang tiga bulan kemudian, tepatnya pada 12 Mei 1962, pasangan itu menikah dan babak baru kehidupan Ainun di perantauan sebagai istri seorang calon doktor muda di Jerman dimulai. Sebagaimana bukunya, film itu menuturkan perjuangan pasangan muda itu mewujudkan mimpinya di Jerman, hingga kembali ke Indonesia. Mereka lalu menjelma menjadi pasangan nomor satu di negeri ini, hingga kemudian maut memisahkan mereka, saat Ibu Ainun Habibie harus menyerah pada penyakit kanker.

Untuk memerankan sosok Habibie, Hanung menunjuk aktor Reza Rahardian, sementara penyanyi Bunga Citra Lestari didapuk sebagai Hasri Ainun. Selain Reza dan BCL, sejumlah bintang film papan atas Indonesia juga turut ambil bagian dalam film yang mulai menghiasi bioskop Indonesia pada 20 Desember 2012 ini, antara lain Lukman Sardi dan Agus Kuncoro. 

Habibie patut bersyukur. Sebab, tak ada mantan presiden Indonesia yang kisah cintanya difilmkan. Beberapa film perjuangan sebelumnya juga menyinggung tentang Soekarno dan Soeharto, tetapi tidak secara spesifik berkisah perihal asmara kedua bekas orang nomor satu di Indonesia itu. Baru Habibie-lah yang riwayat cinta kasihnya diangkat ke layar lebar dan menjadi konsumsi publik atau menjadi tontonan rakyat Indonesia.

Harus diakui, Habibie-Ainun merupakan pasangan pejabat tinggi Indonesia paling mesra dan harmonis. Kesetiaan sang istri begitu kuat, baik dalam rumah tangga maupun ketika mendampingi Habibie sebagai kepala negara. Ibu Ainun adalah ibu negara yang anggun dan santun.  Keharmonisan dan kemesraan mereka bisa menjadi teladan bagi para pejabat publik, juga keluarga muda masa kini. Karena itu tak salah sutradara Hanung memfilmkannya. Banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dari jejak langkah Pak Habibie dan almarhumah Ibu Ainun.

Film Habibie dan Ainun tampaknya akan mudah diterima dan diapresiasi publik. Sebab film ini tak punya pretensi politik. Kendati Habibie mantan presiden dan pernah amat dekat dengan Soeharto, tapi dia orang tak berpartai. Ia orang netral. Bahkan sosoknya lebih dikenal sebagai ilmuwan dengan spesialisasi ahli bikin pesawat terbang. Habibie jarang sekali bicara politik. Dia justru bersemangat kalau diskusi tentang ekonomi dan ilmu pengetahuan. Begitulah karakternya yang tampak hingga sekarang. 

Kalau kisah cinta BJ Habibie difilmkan, apakah hal yang sama juga harus dilakukan untuk kisah cinta Bung Karno, Soeharto, Gus Dur, Megawati dan SBY? Tentu saja tidak harus begitu. Sebab tidak semua tokoh bisa menjadi contoh atau memberi inspirasi bagi orang lain....

Pos Pengumben, 19 Desember 2012
ZHM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar