hampir selalu menjadi dasar persahabatan
---ALEXE DE TOCQUEVILLE, Politisi Prancis
PIYE KABARE? PENAK ZAMANKU TOH? Banyak orang mungkin sudah sering membaca bahkan hafal dengan kalimat tersebut. Ya, tak
salah lagi, itu adalah kata-kata yang tertulis pada meme Soeharto. Kata-kata itu seolah diucapkan Soeharto. Kurang
lebih artinya: ’’Apa kabarmu? Enakan hidup di zamanku toh?’’ Meme tersebut
beredar luas di media sosial, dan sejak lama muncul di belakang badan mobil
truk serta tembok-tembok pinggiran jalan.
Siapa yang membuat? Tak jelas benar. Mungkin anak-
anak muda yang iseng, mungkin pula politisi yang hendak bikin sensasi. Yang
pasti, meme tersebut ditafsirkan
sebagai ungkapan bahwa banyak orang (rakyat?) kini merindukan hidup seperti
zaman Orde Baru dulu, tatkala Soeharto menjadi Presiden selama hampir 32 tahun
lamanya. Konon mereka kini merasakan
hidup lebih sulit dibanding zaman Orba dulu. Sekarang dikatakan apa-apa serba susah:
pekerjaan susah, cari duit susah, keamanan susah, dan sebagainya.
Benarkah hidup di zaman Orba lebih enak daripada zaman sekarang?
Eit, siapa bilang?
Barangkali, itu cuma dialami oleh para pejabat yang
pernah dekat dan sehaluan politik dengan Soeharto. Mereka mengatakan begitu,
hanya ingin bernostalgia tentang kedigdayaan Dinasti Cendana. Bila perlu,
mereka ingin membangkitkan lagi pola-pola perpolitikan sekaligus kehidupan ala
Rezim Soeharto. Tak heran bila mereka mendapat serangan politik dari lawan-lawannya,
dan dinilai sebagai upaya menghidupkan kembali roh politik Orba.
Realitasnya, memang masih banyak politisi pro Soeharto
yang kini juga ’bermain’ di tingkat elit maupun grasroot. Mereka ada di partai politik dan berbagai lapisan sosial.
Kapan saja, bila ada kesempatan, mereka memunculkan diri dan mengibarkan bendera
Orba. Tegasnya, Orba belum sepenuhnya mati, walau Soeharto sudah lama tiada dan telah direduksi oleh gerakan
reformasi. Anasir Orba masih ada di mana-mana, menyusup ke mana-mana, ibarat
musuh dalam selimut.
Apalagi salah seorang dari Dinasti Soeharto, kini
kembali aktif di ranah politik. Meski tidak lewat partai politik secara resmi, tampilnya Tommy Soeharto di
berbagai kesempatan belakangan ini mengindikasikan bakal come back-nya Orde Baru. Seakan
sang pangeran Cendana itu hendak mengobati kekangenan banyak orang yang ingin hidup
seperti zaman Orde Baru.
Bagi kalangan muda, yang tak pernah mengalami
kehidupan di masa Orba, mungkin saja tergiur oleh godaan itu. Atau, bagi para
politisi oportunistik, akan menyambutnya dengan senyum dan gembira. Padahal,
faktanya, kehidupan sosial-politik di zaman Orba tidak lebih baik daripada
sekarang. Dalam banyak hal, mungkin sekali jauh lebih buruk ketimbang masa
kini.
Kalau Anda merasa kangen terhadap kehidupan zaman Orde
Baru di bawah pimpinan Soeharto, berarti Anda sedang menginginkan kembalinya
suatu masa di mana:
·
Seorang
Presiden berkuasa dengan sangat otoriter
·
Tak
ada demokrasi karena partai politik dibatasi hanya tiga saja
·
Mereka
yang kritis terhadap pemerintah akan dibungkam
·
Mahasiswa
yang kritis akan ditangkapi dan diadili
·
Aktivis
pro demokrasi yang berani akan diculik dan tak ketahuan lagi rimbanya
·
Ulama-ulama
yang kritis pun akan diincar dan terancam ditangkapi
·
Keadilan
hukum hanya milik pejabat tinggi dan orang-orang berduit
·
Pejabat
yang korupsi dibiarkan selama itu memberi keuntungan bagi penguasa
·
Tanah
rakyat direbut penguasa tanpa ganti rugi yang kayak
·
Pejabat
hidup mewah, rakyat kelaparan dan terpaksa makan bangkai kucingnya
·
Dan
banyak lagi kenyataan pahit lainnya yang tak muat bila ditampilkan di sini
Apakah Anda mau kembali hidup di zaman seperti itu?
Hidup dalam ketidakbebasan, meski negara sudah lama merdeka. Hidup dalam ketakutan, walau aparat keamanan
siaga di mana-mana. Hidup saling curiga, karena tidak ada keterbukaan dalam
banyak hal. Itulah hidup di zaman Orba!
Karena itu, bila ada orang mengatakan hidup di zaman
Orde Baru lebih baik dan lebih enak daripada zaman sekarang, berarti dia tidak
pernah mengalami hidup di era Orde Baru. Ia benar-benar buta dan mendustakan
diri sendiri. Kalau ia tetap ngotot
memuji era Orba, mungkin sekali ia sedang mencari posisi, atau sesuap nasi….***
Batavia, 15 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar