Selasa, 04 Desember 2012

Rendra & Kritik Terhadap Penguasa

BANYAK ORANG DIRAMPAS HAKNYA
AKU BERNYANYI MENJADI SAKSI...
--''Kesaksian'', WS Rendra


TIGA tahun sudah WS Rendra tiada. Generasi Indonesia 1980-an tentu amat mengenalnya. Rendra, selain penyair, juga dikenal dan dikenang sebagai budayawan yang konsisten dengan sikapnya: memberikan kesaksian sekaligus memprotes berbagai ketimpangan sosial di negeri ini. Kritiknya pedas, menyengat, dan menohok, terutama ditujukan bagi para pejabat dan birokrasi yang jahat di masa Orde Baru. Rendra selaku pemimpin Bengkel Teater berhasil menjadi pribadi ''oposisi'' sekaligus ''penyambung lidah rakyat'' yang tertindas. 

Protes dan pemberontakan Rendra tercermin dari sajak-sajaknya, yang bahkan kemudian menginspirasi gerakan mahasiswa melawan penguasa Orde Baru. Rezim Soeharto pernah takut terhadap kritik-kritik yang dilontarkannya, sehingga Rendra -- kelahiran Solo 7 November 1935 -- pun dikekang, dicekal, diteror, ditangkap dan dipenjara.

Kini banyak orang atau masyarakat mungkin kangen dengan Rendra. Atau boleh jadi, ketika partai-partai politik tak berfungsi, Indonesia butuh tokoh kritis semacam dia sehingga aspirasi publik bisa disampaikan. Aspirasi itu tersalurkan ke Pemerintah, DPR, Lembaga Peradilan, atau para cukong atau pengusaha jahat yang menipu rakyat dengan jalan kongkalikong dengan penguasa. Nah, di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 7 Desember 2012 ini digelar acara ''Rindu Rendra.''  Berbagai karya teater, pemikiran dan pernak-pernik Rendra ditampilkan terutama lewat pembacaan sajak-sajaknya yang mewakili perasaan atau hati nurani rakyat.  

Jika Anda, atau generasi yang lahir tahun 90-an/2000-an, kurang mengenal karya-karya Rendra, berikut ini saya tampilkan beberapa (penggalan) sajaknya yang terasa masih relevan dengan situasi politik dan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Terutama sajak-sajak yang berisi kritik politik, yang ditujukan untuk mengoreksi perilaku pejabat dan penguasa. 

Cuplikan 1--tentang pemerintah yang antikritik

Aku tulis pamflet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan,
menjadi peng - iya -an
........................................
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan
Tidak mengandung perdebatan
dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan


Cuplikan 2--tentang intel yang merekayasa peristiwa

Di dalam pandangan yang kabur,
semua orang marah-marah
Rakyat marah, pemerintah marah,
semua marah lantaran tidak punya mata.
Semua mata sudah disabotir
Mata yang bebas beredar hanyalah mata-mata.


Cuplikan 3--tentang ketergantungan pada asing

Kita telah dikuasai satu mimpi
untuk menjadi orang lain
Kita telah menjadi asing
di tanah leluhur sendiri
Orang-orang desa blingsatan, mengejar mimpi
dan menghamba ke Jakarta
Orang-orang Jakarta blingsatan, mengejar mimpi
dan menghamba kepada Jepang, 
Eropa atau Amerika


Cuplikan 4--tentang kepincangan sosial dan kezaliman

Jangan kamu bilang negara ini kaya
kerna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya
Lambang negara ini mestinya terompah dan blacu
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda
dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa


Pos Pengumben, 5 Desember 2012
ZHM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar