Sabtu, 10 November 2012

Razia Polisi Gendut & Rekening Gendut

Tegakkan hukum hingga langit akan runtuh
-- Pepatah Latin


INI berita lucu. Setidaknya mengundang senyum. Polres Tangerang belakangan ini rajin merazia anggotanya yang bertubuh gendut. Tak kurang dari sebulan, sebanyak 132 polisi gendut kena razia. Karena itu, mereka diwajibkan mengikuti program olahraga penurunan berat badan pada tiap Selasa dan Jumat sore. ''Sebagai polisi, dia harus terlihat gagah dan memiliki tubuh proporsional supaya enak dipandang masyarakat. Jika memiliki tubuh yang sesuai porsi, akan lebih gampang menangkap penjahat,'' kata Kapolres Tangerang Kombes Wahyu Widada memberi alasan.

Razia tersebut mendapat dukungan positif dari Polda Metro Jaya, bahkan bakal digelar pula di wilayah-wilayah lainnya. Apa yang dilakukan Polres Tangerang dinilai sebagai suatu terobosan kreatif guna mengubah penampilan anggota kepolisian di lapangan. Juga baik untuk membina kekuatan polisi dalam menghadapi tantangan.

Sebetulnya razia semacam itu sudah lumrah di luar negeri terutama di negara-negara maju. Polisi, karena tugasnya yang berat, secara fisik harus benar-benar sehat wal afiat. Tak boleh obesitas. Jangan pula sebaliknya,  kurus kerempeng. Mereka harus disiplin menjaga kesehatan agar berat badan ideal. Polisi di Inggris rutin menjalani tes kesehatan. Jika tiga kali gagal, maka diancam gajinya dipotong. Begitu pula di India, Amerika, dan beberapa negara Eropa. 

Demi kesehatan dan memaksimalkan kinerja para polisi, tentu siapa pun mendukung razia polisi gendut. Itu bagus. Lebih bagus lagi, kepolisian juga gencar merazia anggotanya yang bermasalah. Misalnya polisi yang suka menilang sembarangan di jalan raya, suka memeras pelanggar lalulintas, suka membekingi bandar judi, suka memprovokasi dan agitasi, suka dugem di tempat hiburan malam, dan sejenisnya yang secara moralitas tak mencerminkan sebagai pengayom masyarakat. 

Bahkan lebih hebat lagi kalau digelar razia polisi yang memiliki ''rekening gendut''. Yakni rekening yang dalam waktu cepat jumlah uangnya membengkak dan asal muasal uangnya pun mencurigakan. Konon banyak petinggi Polri yang memiliki rekening gendut. Hal ini pernah diungkap dalam laporan utama majalah Tempo edisi 28 Juni-4 Juli 2010. Mahkamah Agung juga pernah mengeluarkan Peraturan Nomor 2 Tahun 2011 yang meminta kepolisian segera membuka informasi soal  17 rekening gendut sejumlah petinggi kepolisian. Namun, Kabag Penerangan Polri Kombes Boy Rafli Amar menyatakan rekening tersebut adalah rahasia pribadi masing-masing pemiliknya, sehingga belum dapat dipastikan apakah akan dipublikasikan ke masyarakat sesuai keputusan MA.

Bisa dipastikan, Polri tidak akan mau mengungkap dan mempublikasikan ke-17 rekening gendut tersebut. Polri malah bersikukuh dan merujuk laporan yang telah diberikan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) sebagai bukti tidak ada yang salah dengan rekening-rekening tersebut. Karena Polri tidak mau membukanya, ya harus dilakukan oleh lembaga lain yang juga berwenang, dalam hal ini adalah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk ''merazia'' alias mengusutnya. Jika benar ada penyimpangan keuangan, ya dibongkar saja. Polri harus legowo dan bahkan proaktif memberantas korupsi di jajarannya. Bukankah kepolisian adalah juga institusi penting dalam penegakan hukum?

Nah, publik mendukung razia polisi gendut. Lebih mendukung lagi razia rekening gendut !

Jakarta, 11 November 2012
ZHM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar